Interpretation of Article 28J Paragraph (2) of the 1945 Constitution Regarding Interfaith Marriage in Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.59890/ijist.v2i7.2246Keywords:
Interfaith Marriage, Human Rights, 1945 Constitution, IndonesiaAbstract
The problem of interfaith marriage involves the conflict between religious freedom and religious values and the constitution. Regarding interfaith marriage in Indonesia, Article 28J, Paragraph 2 of the 1945 Constitution highlights that legal restrictions may be placed on an individual's rights and freedoms. This research discusses how to ensure the protection of human rights without neglecting upheld religious values. This study uses a normative juridical analysis method of laws and regulations, legal norms and doctrines as well as previous articles on marriage and human rights. The results of the study found that the right to marriage is qualified as a derogable right (a right that can be restricted) by the 1945 Constitution. Although the right to marry is a human right, its implementation is not liberal and the religious aspect in the understanding of particularism greatly affects the protection and enforcement of human rights, including the right to marry.
References
Ade Witoko, P., & Budhisulistyawati, A. (2019). Penyelundupan Hukum Perkawinan Beda Agama Di Indonesia. Jurnal Hukum Dan Pembangunan Ekonomi, 7(2), 251. https://doi.org/10.20961/hpe.v7i2.43015
Aslami, A., Djanuardi, & Nasution, F. U. (2023). Keabsahan Perkawinan Beda Agama Ditinjau Dari Undang-Undang Perkawinan Dan Hukum Islam. Ulil Albab: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(10), 4572–4583.
Fani, K. (2021). Pengaturan Perkawinan Beda Agama dalam Perspektif Kepastian Hukum. Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial Dan Sains, 10(1), 43–49. https://doi.org/10.19109/intelektualita.v10i1.8022
Farahdiba, S. Z., Nur, N., Salsabila, D., & Nur, S. (2021). TINJAUAN PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA BERDASARKAN UUD 1945. 5(2), 837–845.
Halilah, S., & Arif, F. (2021). Asas Kepastian Hukum Menurut Para Ahli. Jurnal Hukum Tata Negara, 4(Desember), 56–65. http://www.ejournal.an-nadwah.ac.id/index.php/Siyasah/article/view/334/275
Hanafie, I., & Iskandar. (2022). Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Hadits Dan Aktualisasinya Dalam Pendidikan Islam. Journal of Islamic Education Policy, 7(2), 151–167.
Hidayat, R., Budiarti, D., & Mashuri, M. (2022). Tinjauan Yuridis Tentang Pengenaan Sanksi Pidana Mati Dengan Unsur Keadaan Tertentu Dalam Tindak Pidana Korupsi DItinjau Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia. Jurnal Ilmiah Hukum , September, 283–292.
Hutabarat, D. T. H., Simanjuntak, K., & Syahrunsyah. (2022). Pengelabuan Hukum Perkawinan Atas Perkawinan Beda Agama Dany. Jurnal Ius Constituendum, 7(2), 321–334. https://doi.org/10.26623/julr.v4i1.3198
K Fachri, F. (2022). Sejak 1986 MA Legalkan Kawin Beda Agama, Bagaimana dengan MK? Https://Www.Hukumonline.Com/Berita/a/Sejak-1986-Ma-Legalkan-Kawin-Beda-Agama-Bagaimana-Dengan-Mk-Lt6241ddbbab28a/?Page=2.
Marzuki, S., Hukum, F., & Islam, U. (2013). the Perspectives of the Constitutional Court. Jurnal YUDISIAL, 189–206.
Naura Maharani, E., Haris, A., Audica, N. H., Aziza, F. N., & Sari, S. (2023). Analisis Hak Asasi Manusia Dan Konstitusionalitas Putusan Mahkamah Konstitusi. Jurnal Relasi Publik, 1(2), 79–91. https://doi.org/10.59581/jrp-widyakarya.v1i2.326
Nita, M. W. (2021). Hukum Perkawinan di Indonesia. In Laduny Alifatama.
Prabowo, R. A. (2020). Beberapa Catatan dari Limitasi atas Limitasi Pengaturan HAM dalam Konstitusi. Indonesian State Law Review (ISLRev), 2(2), 148–166. https://doi.org/10.15294/islrev.v2i2.38442
Remaja, N. G. (2014). Makna Hukum dan Kepastian Hukum. Kertha Widya: Jurnal Hukum, 2(1), 1–26. https://ejournal.unipas.ac.id/index.php/KW/article/view/426/351
Salim, H., & Rowa, I. R. (2024). Pembatasan Hak Asasi Manusia dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Article history : 2, 16–27.
Wilujeng, S. W. (2017). Tinjauan Dari Aspek Historis Dan Yuridis Hak Asasi Manusia. Jurnal Hak Asasi Manusia, 6(1), 51–66. http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf%0Ahttp://fiskal.kemenkeu.go.id/ejournal%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.powtec.2016.12.055%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ijfatigue.2019.02.006%0Ahttps://doi.org/10.1
Wiwin. (2023). Quo Vadis Perkawinan Beda Agama Di Indonesia. JURNAL SULTAN: Riset Hukum Tata Negara, 2(1), 38–46. https://doi.org/10.35905/sultanhtn.v2i1.5233
Zeinudin, M., & Santoso, A. (2021). Rekonstruksi Hukum Perkawinan Campur Beda Agama dalam Perspektif Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Jurnal Jendela Hukum, 8(1), 39–49. https://www.ejournalwiraraja.com/index.php/FH/article/view/1333
